Sekretariat :

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Jl. Ringroad Barat Kasihan Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta

e-mail : risalah_team@yahoo.co.id

web     : clubrisalah.blogspot.com

Contact Person :

Dedy Sukmo Anggoro {081904240780}

Sigit {085729585855}

Sabtu, 06 September 2008

RISET ASI EKSKLUSIF DAN INISIASI MENYUSUI DINI

Kita semua sudah mengetahui bahwa ASI adalah makanan alamiah yang terbaik yang dapat diberikan kepada bayi yang baru dilahirkan. ASI dengan komposisi yang dapat berubah setiap saat dapat memenuhi kebutuhan bayi sepenuhnya sampai 6 bulan. Kecukupan kebutuhan untuk tumbuh kembang harus selalu dipantau agar bila terjadi penyimpangan (terutama bila kurang) dapat segera dilakukan koreksi ataupun pencegahannya. Sesudah 6 bulan dengan ASI sesuai dengan perkembangan fisiologi dan kemampuan alat pencernaan serta fungsinya, maka makanan pendamping ASI sudah dapat diberikan secara bertahap dan dalam suasana yang menyenangkan.
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik yang dapat diberikan ibu kepada bayi yang baru dilahirkannya. Komposisi ASI berubah setiap saat sesuai dengan kebutuhan bayi dan bila diberikan dengan baik dan benar sebagai makanan tunggal dapat memenuhi kebutuhan bayi untuk tumbuh secara optimal sampai 6 bulan. Selain itu ASI mengandung makrofag, limfosit dan antibodi yang dapat mencegah bayi terinfeksi dengan penyakit tertentu. Pemberian ASI mempunyai pengaruh biologis dan emosional yang luar biasa terhadap kesehatan ibu dan anak serta terdapat hubungan yang erat antara menyusui eksklusif dan penjarangan kelahiran. Belum lagi keuntungan secara ekonomi.
Gempa yang melanda Provinsi DIY dan Kabupaten Klaten memberikan dampak pada segala bidang terutama kesehatan khususnya penurunan kualitas pemberian air susu ibu. Untuk menanggulangi hal tersebut maka UNICEF mengadakan berbagai program sehingga terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Namun peningkatan tersebut perlu ditelaah dan diteliti lebih lanjut apakah memang hasil program yang dilakukan UNICEF ataukah meningkat secara alamiah. Untuk menjawab hal tersebut UNICEF mengadakan penelitian lebih lanjut di Kabupaten Klaten bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi DIY, Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten dan Remaja Peduli Kesehatan Sekolah (RISALAH). --> Spesialis Nutrition UNICEF Ibu Ninik Sukotjo (Kiri) bersama Pak Ketu Arief Darmawan (Kanan), Kalikotes Kabupaten Klaten.

Tidak ada komentar: